Lembaga Penerbitan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) bersama Kepala Lembaga Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran (LPIP) Universitas Nurul Jadid melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) kerjasama pelaksanaan kegiatan Medeka Belajar Kampus Merdeka secara daring. Dari hasil monev disimpulkan bahwa pelaksanaan MBKM Santri Mengabdi telah cukup sukses, terbukti dengan penerimaan dan kerja sama yang baik dan produktif dengan beberapa mitra, baik di dalam maupun di luar negeri.

Kegiatan monev ini dilaksanakan pada 27 Juni 2023 dengan mengunakan zoom meeting, hadir dari pihak mitra antara lain, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Jadid Bali Gus Rofiqi, Ketua Komite Yayasan Al-Maymun Usman, Ketua Biro Kepesantren Pondok Pesantren Istiqlal Imam Hasyim, dan Ustd. Sumail Pengasuh Pesantren Nurul Furqon Wakatobi Sulawesi.

Dari Pihak Universitas Nurul Jadid dihadiri oleh Ahmad Zubaidi, Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LP3M, Dr. Chusnul Muali, M.Pd. Kepala Lembaga Pengembangan dan Inovasi Pembelajaran (LPIP) dan jajaran TIM MBKM Center Universitas Nurul Jadid.

Ahmad Zubaidi, menyampaikan dalam pengantar monev menyampaikan bahwa pada tahun ini kerja sama pelaksanaan MBKM sudah menyebar luas baik dalam negeri maupun luar negeri, dalam negeri sudah 10 pesantren mitra yang bergabung, sementara dari Luar negeri terdari dari empat pesantren di Malaysia dan dua pesantren di Thailand, pencapaian kerja sama MBKM ini diharapkan bisa bertahan dan mampu memberikan manfaat dalam pengembangan pesantren mitra.

“Oleh sebab itu, penting bagi Universitas Nurul Jadid untuk terus melakukan monitoring dan evaluasi kepuasan dan ketercapain target program pelaksanan kegiatan MBKM di pesantren mitra, tentu hal ini juga perlu kerjasama baik dengan pihak mitra, untuk terus memberikan masukan kepada UNUJA tentang pelaksanaan MBKM” ungkap Zubaidi

Sementara Dr. Chusnul Muali, M.Pd PIC MBKM Center menyampaikan pelaksanaan MBKM pada pesantren mitra bukanlah tujuan akhir, melain sebagai pembuka jalan bagi dosen dan mahasiswa universitas nurul jadid untuk melaksanakan penelitian, pengabdian dan inovasi pembelajaran. Untuk itu, seluruh civitas akademik perlu meningkatkan kinerja dalam berkarya dan berinovasi. Lebih lanjut Chusnul Muali menjelaskan dengan kebijakan kemendikbud konversi 20 SKS dan maksimal dua semester semakin membuat ruang kepada mahasiswa untuk belajar di luar kampus.

Chusnul Muali berharap kegiatan monev ini dapat menjadi wadah diskusi dan solusi jika terdapat kendala dalam pelaksanaan kerjasama sehingga para peserta produktif. Kendala yang dihadapi natinya akan diselesaikan secara berjenjang baik pada level Lembaga maupun level Universitas jika diperlukan. Selain itu, dirinya berharap kegiatan MBKM ini bisa menuai output yang bisa dimanfaatkan oleh mitra baik pengembangan pembelajaran, maupun inovasi pembelajaran.

(Humas UNUJA/Kontributor: Edi, LP3M)