unuja.ac.id - Sambut 1 Abad NU, Pondok Pesantren Nurul Jadid bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama' (PBNU), menggelar Halaqah Fikih Peradaban bertajuk "Fiqih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru" bertempat di Aula I PP Nurul Jadid, Minggu, 02/10/2022.

Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan hari lahir 1 Abad NU yang tidak hanya dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Jadid, tetapi dilaksanakan di 250 titik plus 50 pesantren seluruh Indonesia.

Hadir dalam kegiatan ini, KH. Moh. Zuhri Zaini, BA., (Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid), KH. Abdul Hamid Wahid, M.Ag., (Rektor Universitas Nurul Jadid sekaligus Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid), KH. Ulil Abshar Abdalla, (Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PB NU), Dr. (HC). KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag., (Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo sekaligus Wakil Rais Aam PBNU), Gus Muhammad Al-Fayyadl, (Intelektual Muda NU), KH. Najiburrahman Wahid, (Wakil Kepala Pesantren Pondok Pesantren Nurul Jadid), Prof. Dr. Moh. Dahlan, M.Ag., (Guru Besar UIN Khas Jember), dan Dr. H. Moh Syaeful Bahar, M.Si., (UIN Sunan Ampel Surabaya).

Dalam sambutanya, KH. Moh Zuhri Zaini menyampaikan, kegiatan Halaqah Fikih Peradaban ini merupakan iktikad baik untuk menghidupkan kembali sunnah-sunnah NU yang di era modern ini kurang diperhatikan.

Lebih lanjut, rasa bersyukur dari pengasuh Pesantren Nurul Jadid di ungkapkan atas diamanahkannya sebagai tuan rumah penggelaran kegiatan Halaqah Fikih peradaban dalam menyambut Harlah 1 Abad NU.

Pemantik sekaligus mewakili Ketua PBNU dari kegiatan ini menyampaikan, KH. Ulil Abshar Abdalla menyampaikan, halaqah ini akan dilaksanakan oleh PBNU selama lima bulan. Setiap bulan tidak kurang dari 60 halaqah dilaksanakan. Artinya setiap hari ada dua halaqah yang diselenggarakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia.

Menurutnya, gelaran halaqah fikih peradaban ini memang terkesan ambisius. Program ini digagas oleh PBNU, terutama atas dasar pemikiran Ketua Umum PBNU, Gus Yahya Cholil Staquf. Ini program Gus Yahya yang diimpikannya jauh sebelum menjadi ketua umum PBNU. Jadi Gus Yahya sudah menggagas halaqah fikih peradaban sejak tahun 2019.

"Kenapa (halaqah ini digelar dalam waktu) lima bulan dan kenapa diadakan sampai 250 halaqah plus 50 halaqah, karena halaqah ini diadakan sebagai rangkaian dari serial halaqah untuk menyambut perayaan satu abad NU yang akan jatuh pada 7 Februari 2023," ujar Gus Ulil.

Gus Ulil mengatakan, pada 7 Februari 2023 akan diadakan puncak perayaan satu abad NU, insya Allah tempatnya di Jakarta. Sebelum itu akan diadakan muktamar Internasional fiqih peradaban di Jakarta. Mengundang sekitar 300 ulama dan kiai dari seluruh dunia.

Harapannya, pada halaqah di Pesantren Nurul Jadid ini, Gus Ulil berharap harus ada rekomendasi sebagai sumbangan pada NU pada diplomasi global yang akan dilakukan oleh Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf.

Lebih jauh Gus Fayyadl sebagai pemantik kedua menuturkan, pilihan tema yang diambil Pesantren Nurul Jadid sangat bagus dan menarik untuk digali lebih dalam.

Senada dengan hal ini, beliau memberikan pandangannya tentang fikih Siyasah dan tatanan Dunia Baru dengan mengutip referensi kitab klasik dan sejarah peradaban dunia.

Tujuan dari Halaqah-halaqah ini untuk menghidupkan kembali diskusi-diskusi ilmiah di kalangan kiai dan dosen yang notabenenya perguruan tinggi Nahdlatul Ulama, serta mempererat silaturahmi para kiai dalam skala kota dan pelosok desa di Indonesia.

Lebih lanjut, Halaqah ini merupakan metode dari setiap pesantren sebagai media pendidikan Islam tertua di Indonesia dengan mengajarkan ilmu keagamaan, baik disampaikan dalam bentuk penyajian dan penyampaian materi pendidikan di pesantren. (Tim Warta UNUJA)