Kamis (10/11), Universitas Nurul Jadid (UNUJA) bersama Klinik Azzainiyah menyelenggarakan kegiatan Dialog Regional dan Sosialisasi MAHATMA di Aula 2 PP. Nurul Jadid. Pelaksanaan kegiatan melibatkan juga berbagai unsur, antara lain dosen dan mahasiswa, organisasi Santri Patriot Panji Pelopor (SP-Three), Saka Bhakti Husada dari Racana UNUJA, pegiat Pengobatan, Senam, Olahraga dan Pelayanan (PESONA) dan SBH/SH Klinik Azzainiyah, serta civitas akademik UNUJA yang tergabung dalam Forum Intelektual Perempuan Madani dan Spiritualis (FIPMAS).

MAHATMA merupakan suatu perguruan olahraga pernafasan (ORP) yang didirikan oleh K.H. Dr. Achmad Riva’i sejak 28 Oktober 1995, di Jakarta. MAHATMA sendiri merupakan singkatan dari Maju Sehat Bersama. (Baca profil MAHATMA di sini).

Sejak tahun 2018, kegiatan MAHATMA menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan pola hidup sehat civitas akademika UNUJA. Kegiatan-kegiatan MAHATMA dikoordinasikan melalui Klinik Azzainiyah sebagai lembaga layanan kesehatan UNUJA.

Direktur Klinik Azzainiyah, Ny. Hj. Khodijatul Qodriyah, AP., S.Ag., MM.Pub., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk mendorong pengembangan pola hidup sehat jasmani dan rohani melalui olahraga dan zikir yang dilatih secara intensif melalui MAHATMA. Bahkan, menurutnya, antara MAHATMA dan tarian Darwis Maulana Jalaluddin Rumi ada kemiripan, yakni sama-sama mengandung nilai spiritualitas dan kemanusiaan, dengan intensitas zikir di setiap embusan nafas.

“Sebenarnya dengan latihan MAHATMA ini kita juga melaksanakan ibadah kepada Allah. Pembiasaan hidup sehat itu penting artinya untuk mendukung ibadah kepada Allah. Menjaga kesehatan juga salah satu bentuk rasa syukur atas anugerah-Nya. Jadi niat kita harus diluruskan, agar apa yang kita lakukan selalu bernilai ibadah,” papar Direktur yang juga aktif sebagai Pembina Pondok Mahasiswi (Pomasi) UNUJA itu.

“Bahkan, kalau saya pahami lebih dalam lagi, gerakan-gerakan MAHATMA ini ada kemiripan dengan tarian darwisnya Rumi. Seperti tarian darwisnya Rumi, di dalam jurus-jurus MAHATMA terkandung nilai spiritualitas yang tinggi, dengan intensitas zikir di setiap embusan nafas kita. Tangan ke atas menunjukkan ketuhanan, lalu mengengadah perlambang doa dan pengakuan kehambaan, sedangkan ketika menjurus ke bawah, itu menandakan spiritualitas itu harus dibumikan. Artinya kita hidup memberikan kebermanfaatan, menebarkan rahmat, bagi seluruh makhluk,” lanjutnya.

(Humas UNUJA)