Umarul Faruq, mahasiswa Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IQT), menjadi salah satu pusat perhatian pada momen Upacara Wisuda UNUJA Tahun 2019 yang dilaksanakan pagi ini (20/10) di Aula PP. Nurul Jadid, Paiton. Didapuk untuk berbicara mewakili wisudawan, Faruq membawakan pidato yang sangat mengesankan.
Dalam pidatonya, Faruq menyampaikan berbagai kesan selama menempuh studi di Universitas Nurul Jadid. Ia mengungkapkan kebanggaan terhadap almamater yang telah mengantarkannya menjadi seorang sarjana. Ia pun menceritakan bagaimana perjuangan yang dibutuhkan untuk sampai pada momen wisuda ini.
Dalam cerita tentang perjuangannya itulah momen haru terjadi. Suara Faruq yang semula tegas dan lancar tiba-tiba bergetar dan terdengar berat saat ia menceritakan perihal ibunya yang belum lama ini meninggal dunia. Sontak suasana menjadi haru. Suara hadirin menahan tangis terdengar di seluruh ruangan. Tak sedikit pula yang tak kuasa menahan air mata.
Di akhir pidatonya, Faruq mendendangkan sebuah syair yang dipersembahkan untuk sang Ibu. Ia pun tak lupa menyemangati rekan-rekannya untuk terus mengabdi dan memberikan yang terbaik bagi almamater, dan bagi masyarakat luas pada umumnya.
"Jangan hanya bangga karena kita menjadi bagian dari UNUJA. Tapi buat UNUJA bangga karena memiliki kita sebagai bagiannya," pungkas Faruq. (Humas)