Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Universitas Nurul Jadid (UNUJA) yang tergabung dalam Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) terus mensinergikan langkah dalam rangka percepatan pembangunan desa. Keterlibatan UNUJA dalam program ini sekaligus merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Bersama antara UNUJA dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Teringgal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia yang telah ditandatangani Oktober lalu. (Baca beritanya di sini: link).
Wujud komitmen Kemendes PDTT dalam membangun sinergi dengan perguruan tinggi di antaranya dengan menyerap aspirasi dan pemikiran dari perguruan tinggi bagi kemajuan dan pembangunan desa. Salah satu forum yang digelar bersama oleh Kemendes PDTT dan Pertides dilaksanakan pada Selasa, (8/11/2022). Rektor UNUJA, K.H. Abd. Hamid Wahid, M.Ag., hadir dalam kegiatan yang diadakan di di Hotel Borobudur, Jakarta, tersebut. Tampak hadir juga di dalam forum, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Teringgal dan Transmigrasi, H. Abdul Halim Iskandar.
Dalam sambutannya, Mendes PDTT mengatakan bahwa gagasan dan ide yang dihasilkan dari forum ini sangat penting bagi Kemendes PDTT sebagai dasar pijakan untuk lebih meningkatkan upaya percepatan pembangunan di desa.
“Dua hal yang diharapkan bisa didiskusikan untuk jangka pendek 2023-2024, juga jangka menengah 2025-2045, karena positioning perguruan tinggi juga sudah alami percepatan yang luar biasa. Dua hal itu adalah pertumbuhan ekonomi dan pengembangan sumberdaya manusia," paparnya.
Jika ditelusuri lebih dalam lagi, menyelesaikan permasalahan di desa itu sama dengan menyelesaikan 84 persen permasalahan pembangunan di Indonesia.
"Dari sisi kewilayahan, 74.691 desa atau setara 91 persen wilayah di Indonesia dan sisi kependudukan, 71 persen penduduk berdomisili di desa," kata menteri yang akrab disapa Gus Halim itu.
Sejalan dengan program percepatan pembangunan desa, daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi itu, peran perguruan tinggi ke depan untuk menyukseskan upaya pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) Desa antara lain adalah dengan melakukan pengembangan dan inovasi serta mendorong lahirnya berbagai kebijakan yang berbasis pada riset dan penelitian.
Lebih lanjut, perguruan tinggi bisa peningkatkan kompetensi Perangkat dan Pendamping Desa melalui pendidikan dan pelatihan seperti Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program ini telah dimulai oleh UNUJA dengan membuka kelas kerja sama dengan desa-desa mitra. Kelas tersebut diperuntukkan khusus bagi perangkat desa lulusan SLTA. Dengan model perkuliahan dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan desa mitra dan standar mutu pendidikan tinggi, para Perangkat dan Pendamping Desa dapat lebih mudah untuk meningkatkan jenjang pendidikannya ke level yang lebih tinggi.
(Humas UNUJA, dari berbagai sumber)