Universitas Nurul Jadid (UNUJA) berhasil mendapatkan hibah program Detasering yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek tahun 2022. UNUJA juga menjadi satu dari sepuluh perguruan tinggi yang kedua proposalnya sebagai Pertisas (perguruan tinggi sasaran) diterima.
Perguruan tinggi yang lolos sebagai Pertisas akan mendapatkan bimbingan dalam meningkatkan atau mengembangkan sebagian dari kegiatan penyelenggaraan tridarma dan pengelolaan Perguruan Tinggi dari Detaser.
Program yang diusulkan oleh UNUJA dalam Detasering kali ini adalah peningkatan kualitas pendidikan (pengajaran) dan tata kelola. UNUJA bertekad untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan memberikan pelatihan kepada dosen terkait pembuatan bahan ajar, metode pembelajaran, serta pembuatan materi pembelajaran daring. Tidak hanya itu, UNUJA juga akan memanfaatkan momen detasering ini untuk menyusun rencana strategis (Renstra) UNUJA dalam rangka pembaruan visi UNUJA yang akan rampung pada 2023.
Pelaksanaan Detasering di UNUJA akan berlangsung dari bulan September sampai dengan Oktober 2022. Detaser yang didatangkan oleh Kemendikbudristek ke UNUJA adalah Prof. Dr. Ari Yuniastuti, M.Kes. dari Universitas Negeri Semarang dan Hadiyanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D. dari Universitas Jambi.
Kegiatan ini sendiri dilaksanakan secara daring dan luring. Kegiatan daring dilaksanakan sebanyak 40 hari dan luring sebanyak 10 hari.
Koordinator yang ditunjuk oleh UNUJA sekaligus kepala Lembaga Pengawasan dan Penjaminan Mutu (LPPM), Mohammad Furqan, M.Kom., mengatakan bahwa program detasering ini dapat menjadi batu loncatan UNUJA untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan tata kelola di UNUJA.
Furqan juga menambahkan bahwa kerberlanjutan implementasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka juga dapat diupayakan melalui program pemutakhiran kurikulum yang juga merupakan bagian dari kegiatan detasering ini.