Universitas Nurul Jadid kembali mengirim 10 mahasiswa untuk mengabdi di Pesantren Mitra. Kali ini, yang menjadi tempat pengabdian para mahasiswa itu adalah empat pesantren yang berada di Provinsi Bali. Keempat pesantren itu adalah Pesantren Nurul Jadid Pamuteran Buleleng Bali, Yayasan Pendidikan Islam Al-Maymun Jembrana, Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin Jembrana, Pondok Pesantren Istiqlal Buleleng.
Ini merupakan kali ketiganya UNUJA mengirimkan mahasiswa santri ke sejumlah pondok pesantren mitra di Indonesia, yang merupakan implementasi Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka atau MBKM Santri.
Sebelumnya, UNUJA telah mengirim mahasiswa santri ke Pesantren Nurul Furqon, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kampus yang dipimpin KH Abd Hamid Wahid itu juga mengirim mahasiswa santri ke Ponpes Nurul Jadid Pamuteran.
Pelepasan 10 mahasiswa santri untuk mengabdi di empat pesantren di Bali, dilakukan Selasa (21/09/2022). Acara pelepasan ini sekaligus dijadikan momentum peresmian kerja sama antara UNUJA melalui Lembaga Penerbitan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) dengan empat pesantren mitra.
Pelepasan dan penandatanganan MoU dihadiri Wakil Rektor IV, KH. Faiz, AHZ; Wakil Rektor III, M. Noer Fadli Hidayat; Kepala LP3M, Achmad Fawaid; dan empat pengasuh pondok pesantren mitra, serta 10 mahasiswa yang akan melakukan pengabdian di empat pesantren tersebut.
“Ini merupakan program yang dilaksanakan di UNUJA tahun pertama, dan sudah ketiga kalinya UNUJA menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan program pengabdian di pesantren mitra,” kata Warek IV, KH Faiz, M.Fil.I., di acara tersebut.
Menurutnya, program ini bertujuan malatih mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan pengabdian, sekaligus mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama menjadi mahasiwa.
“Tentu dalam pelaksanaan masih banyak kekuarang dan kelemahan. UNUJA membuka ruang kepada pesantren mitra untuk memberikan masukan dan bimbinggan kepada mahasiswa yang melaksankan program agar sesuai dengan harapan pesantren mitra,” ujarnya.
Mewakili pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Pamuteran Bali, Rofiqi berterimakasih kepada UNUJA, yang telah menugaskan mahasiswa untuk membantu pengelolaan. Baik pengelolaan pendidikan formal, non formal hingga pada pengembangan Bahasa Inggris dan IT di pesantren mitra.
Ia berharap program ini terus berkelanjutan, sehingga pesantren mitra terbantu. “Dan menambah motivasi kami dalam memajukan pesantren kami,” ujar Rofiqi.
Diketahui, puluhan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) Pesantren di wilayah Tapal Kuda, Jatim, bekerja sama menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM Santri.
Melalui MBKM Santri, kampus pesantren menawarkan enam program bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan dengan terjun langsung ke lapangan, sebagai persiapan karir di masa depan.
Meliputi Program Santri Mengabdi, Program Santri Mengajar, Program Santri Peduli, Program Santripreneur, Program Santri Patriot, dan Program Pertukaran Santri.
Dengan Program Santri Mengabdi misalnya, mahasiswa santri mengabdi di pesantren mitra secara langsung selama dua semester, dan bersama-sama mengidentifikasi potensi serta menangani masalah yang ditemui di pesantren.
MBKM Santri diluncurkan November 2021 oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, dan dan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D pada acara Wisuda Diploma-Sarjana-Magister UNUJA.
(Humas UNUJA/Kontributor: Iqbal)