Probolinggo - Senin (22/1, Universitas Nurul Jadid (UNUJA) menyelenggarakan International Conference, sebagai wujud kerja sama antara Pascasarjana UNUJA dan Perkumpulan Manajer Pendidikan Islam Indonesia(Perma Pendis). Kegiatan ini menjadi wujud kepedulian pakar dan ahli dalam Pendidikan Islam sebagai upaya meningkatkan kualitas dan pengalaman berpikir yang lebih luas dan integratif di kalangan pelajar dan pengajar. Pesan menarik terkait upaya ini adalah penguatan learning engagement yang disampaikan oleh Prof. Khusnuridlo.

Sebagai seorang pakar dalam Pendidikan Islam, ia memberikan pesan yang sangat relevan tentang Learning Engagement sebagai bagian integral dari inklusivitas pendidikan. Dalam momentum ilmiahnya, ia menyoroti pentingnya memahami dan menerapkan konsep Learning Engagement untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif bagi semua pelajar, terutama bagi mereka yang berada di pesantren.

Guru Besar UIN KHAS Jember tersebut menggarisbawahi bahwa Learning Engagement tidak hanya mencakup cara melakukan pengajaran dan pembelajaran di kelas, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang keberagaman dan kebutuhan unik setiap pelajar. Menurutnya, pendekatan ini memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa setiap pelajar, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan, dapat terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran – tidak ada yang tertinggal dan tidak terlibat dalam proses pendidikan. “No child behind the learning!”, ungkapnya.

Konsep ‘engagement’ juga perlu dimaksimalkan dalam layanan publik, baik pada lembaga pendidikan ataupun lembaga pemerintahan, seperti Kemenag. Menurutnya, pegawai pada layanan publik kependidikan perlu memaksimalkan partisipasi kerja dan kinerjanya secara proporsional. Secara garus besar, dalam ceramahnya, Prof. Khusnuridlo menekankan tanggung jawab bersama dalam mewujudkan inklusivitas pendidikan dan menciptakan peluang bagi pelajar secara umum.

(Humas UNUJA/Naufal)